Sekolah Vokasi 'diisolir' UGM?


Sebagian kalangan dari mahasiswa diploma UGM mulai resah dengan berdirinya Sekolah Vokasi. Sepengatahuan saya tujuan sekolah vokasi ini didirikan yaitu untuk menampung para mahasiswa program diploma yang dipersiapkan untuk menghadapi tuntutan dan tantangan di pasar kerja. Awalnya program diploma tsb berada dibawah naungan fakultas yang dipimpin oleh seorang Dekan, misal program diploma III Kearsipan dibawah Fakultas Ilmu Budaya, dst. Namun semenjak keluarnya  Peraturan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 518/P/SK/HT/2008 tentang Sekolah Vokasi maka dialihkan semua program diploma ke Sekolah Vokasi, jadi jenjang diploma yang sebelumnya berada dibawah naungan fakultas sekarang sudah tidak lagi dikelola oleh fakultas akan tetapi bergabung bersama tampungan baru yang bernama Sekolah Vokasi yang dipimpin oleh seorang Direktur. Inilah yang menjadi problematika disebagian kalangan mahasiswa Diploma terutama mahasiswa angkatan 2008 atau yang hendak menyusun tugas akhirnya. Masalahnya setelah lulus kuliah mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di UGM. Memang, semua keputusan/kebijakan itu pasti ada pro dan kontranya terlebih menjadi seorang pemimpin, jadi sebaiknya pikir matang-matang sebelum mengeluarkan keputusan/kebijakan.

Baru-baru ini, merasa ‘dianak tirikan’ tentu saja sebagian mahasiswa program diploma UGM turun ke jalan, keluar dari sarang mereka hingga melakukan rekasi-reaksi perlawanan atas rasa 'ketertindasan' yang mereka rasakan. Mereka adalah mahasiswa sekolah vokasi yang menuntut ekstensi di UGM dibawah kendali FORKOMSI (Forum Komunikasi Sekolah Vokasi). Saya memang tidak terlalu mengetahui betul mengenai seluk beluk apa itu sekolah vokasi, namun 'rumor' yang saya dengar sudah 3 tahun berjalan sekolah vokasi ini tidak terdaftar di DIKTI (Pendidikan Tinggi), universitas sekelas UGM seperti itu yah?. Mereka juga punya persepsi ada proyek besar dibalik pendirian sekolah vokasi ini, bahwa didirikannya sekolah vokasi itu hanya 'akalan' UGM agar bisa menyempurnakan persyaratan  menuju universitas yang bertaraf internasional, karena salah satu syarat perguruan tinggi untuk mendapat predikat bertaraf internasioanal adalah tidak adanya program diploma di PT tsb. Semenjak itu jalur ekstensi ditutup dan program diploma 'disingkirkan' ke Sekolah Vokasi.
 
Sekolah Vokasi,  diidentik dengan  struktur bangunan yang sudah tua ditambah dengan sarana dan prasarana yang kurang memadaiserta ruangan seadanya sepertibu kan kampus UGM namanya, sering ruangan AC nya mati, peralatan perkuliahan (LCD, Komputer, dll) kampus rusak, dsb. Dengan kenyataan yang ada mengindikasikan Sekolah Vokasi kurang mendapat perhatian dan seperti terlihat diasingkan. Padahal sumbangan cukup besar dari mahasiswa program diploma terbilang sangat bisa untuk membuahkan sarana dan prasarana yang layak untuk digunakan. Okelah mengenai tampak bangunan tidak terlalu menjadi masalah menurut saya, sebenarnya apalah artinya sebuah tempat/nama, yang penting kita bisa mendapat pendidikan yang baik dan mampu menempatkan diri kita sebagaimana mestinya, terutama untuk mahasiswa program diploma (Sekolah Vokasi). Lebih baik kita fokus menyiapkan diri menghadapi masa depan serta tantangan dunia kerja daripada memikirkan dan menaggapi kebijakan rektor yang terkadang kontroversial. Bukan berarti kita diam atau lemah, kita tetap kritis kepada kebijakan/keputusan jika memang 'merugikan' namun diluar itu kita tetap menghormati rektor sebagai pemimpin kita.
 
Lanjut mengenai sekolah vokasi, entah persepsi atau kenyataan saya mendengar bahwa Sekolah Vokasi itu umumnya membatasi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, misal ketika mahasiswa memutuskan untuk mengambil program diploma jika sudah lulus ya sudah selesai, jadi bagi mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di UGM tidak bisa, karena oleh UGM jalur ekstensi sudah ditutup. Begitu juga dengan melanjutkan di luar (selain UGM) belum tentu mereka diterima, kecuali untuk perguruan tinggi swasta mungkin bisa, tetapi belum tentu program yang mereka ambil ada dan mau menerima mereka di PT tsb. Jika memang tidak bisa melanjutkan ekstensi, satu-satunya jalan alternatif adalah mereka harus merelakan banyak waktu untuk memulai pendidikan dari tahap awal (mahasiswa baru) di Perguruan Tinggi lain.
 
Saya sebagai mahasiswa program diploma III Kearsipan Sekolah Vokasi UGM selama ini masih 'kalem-kalem' saja menanggapi hal tsb, mungkin juga karena saya belum mengerti dan tidak memiliki banyak pengetahuan tentang Sekolah Vokasi sehingga merasa tidak dirugikan/belum ada dampak negatif. Namun semasih tidak merugikan saya khususnya, tidak apalah. Mengupas sedikit mengenai ekstensi, jalur ekstensi untuk program D III Kearsipan masih belum ada (kata dosen pengampu saya siiih), jangankan di UGM, di seluruh Indonesia aja masih belum ada untuk jenjang S1. Jadi untuk turun ke jalan dan demo masalah ekstensi saya tidak ikut-ikutan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk turun ke jalan dan menyuarakan rasa perlawanan bersama teman-teman jika suatu hari ternyata keberadaan Sekolah Vokasi memang sangat memberi dampak negatif yang begitu signifikan terhadap saya khususnya, dan mahasiswa sekolah vokasi pada umumnya. Saya kira dikala ada problematika seperti inilah kematangan sikap kita sebagai ‘mahasiswa baik-baik’ diuji (hha...hha :D). Namun harapan saya Sekolah Vokasi tidak selalu seperti yang 'mereka' bayangkan dan mudah-mudahan persepsi itu tidak kenyataan. Semoga....


These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

2 Responses to this post

  1. Verry Mardiyanto on 7 Januari 2012 pukul 19.44

    Ada program D IV Kearsipan di Universitas Terbuka, cari aja di google Universitas Terbuka terus masuk ke FISIP

  2. Anonim on 8 Juli 2013 pukul 22.17

    Walah sama bgt nih. Saya jg DIII kearsipan UI mirip2 kisahnya dg UGM haha, tp baru lulus tahun ini sih dan lagi bingung mau lanjut kemana. Cari PTN ekstensi kearsipan dimana2 ga ada. Nasib anak DIII ckck

Leave a comment