Kamu Adalah Apa Yang Kamu Kenakan

Fiki Yuandana

Umumnya terlihat indah dan menarik dimata orang lain merupakan tujuan yang mendominasi seseorang terutama seorang wanita dalam mengenakan sebuah fashion (pakaian). Di Indonesia (mungkin juga di negara lain), biasanya seorang wanita akan mengenakan apa yang sejalan dengan mode/trend yang sedang ramai di pasaran. Dalam hal ini, pengaruh media dan budaya luar sangat memberi signifikansi dalam merubah agenda dan gaya hidup wanita-wanita di Indonesia (terutama muslimah). Jika tidak berhati-hati, memang agak sulit untuk memilah dan menyaring antara budaya luar yang baik dan buruk. Imbas dari ketidakhati-hatian dalam menyaring budaya luar tersebut dapat di lihat di sekeliling kita. Budaya tersebut sudah mulai mengakar bahkan menjadi sebuah ‘budaya baru’, bahwa jika ingin menjadi manusia modern harus mengikuti polarisasi budaya luar. Mode pakaian yang kebanyakan dikenakan wanita zaman sekarang benar-benar menggugah selera dan sudah persis seperti KFC yaitu paha dan dada. Tidak masalah?....

 Seorang wanita yang mengenakan pakaian ketat dengan rambut terurai memang akan terlihat menawan dan menarik banyak perhatian orang kepadanya terutama perhatian dari kaum adam. Namun ada beberapa konsekuensi yang harus diterima oleh wanita tersebut. Jika ia seorang muslimah, konsekuensi pertama yang akan diterima adalah hadiah dosa, karena Islam sudah mempunyai garis-garis batasan dalam memberikan ajaran kepada penganutnya sebagai pedoman dalam melakoni kehidupan. Dalam Islam sudah jelas seorang wanita diharamkan memperlihatkan auratnya didepan umum. Bahkan dalam sebuah hadist sahih seorang wanita yang memakai pakaian tetapi sesungguhnya telanjang diancam tidak akan mencium bau surga, apalagi masuk surga. Yang kedua, harkat dan martabatnya akan menjadi sangat rendah. Gara-gara mengenakan pakaian yang ‘menggoda’, banyak wanita yang ‘naik darah’ sekaligus sebagai ungkapan rasa tidak terima dengan perlakuan orang lain (terutama kaum pria) kepadanya seperti halnya karena mengganggu, merayu, mengejek, hingga kejadian asusila yang menimpa mereka sehingga banyak dari mereka yang mengalami rasa kecewa, emosi, malu bahkan mengalami gangguan mental setelah mendapat perlakuan tidak mengenakkan ataupun pelecehan seksual. Banyak yang berpendapat, wanita tidak dihormati dan dihargai dengan perlakuan kaum adam seperti itu. Saya berusaha berpendapat secara proposional mengenai masalah ini, dalam konteks ini kita memang tidak bisa menyalahkan wanita sepenuhnya. Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan lain dan harus sama-sama dibenahi dengan baik seperti masalah kesadaran untuk menjaga dan menghargai diri sendiri dan orang lain, lust (nafsu birahi), dsb. Akan tetapi  yang menjadi akar permasalahan utama adalah pakaian yang wanita kenakan. Apakah sekedar mengikuti trendy? sengaja pamer tubuh?, atau supaya disanjung?. Semestinya sebagai wanita yang cinta terhadap diri sendiri perlu melakukan refleksi dengan kejadian yang terjadi. Kenapa itu terjadi?, ‘benang merahnya’ tentu apa yang kita kenakan. Banyak wanita muslim zaman sekarang mengenakan pakaian tetapi telanjang, misal mereka sudah memakai jilbab, baju lengan panjang, dan celana penjang tetapi semuanya itu ketat sehingga bentuk/lekuk tubuhnya kelihatan. Banyak juga yang memakai atasan jilbab tetapi bawahannya mengenakan baju pendek/setengah lengan dengan celana jeans ketat sehingga jilbab saat ini hanya terlihat sebagai mode/gaya hidup bukan sebagai identitas muslimah atau sebagai penutup aurat.

 Dibandingkan dengan wanita yang ‘miskin pakaian’, wanita yang mengenakan pakaian yang lebih sopan dengan aurat tertutup, kecil kemungkinan kejadian-kejadian tidak menyenangkan ataupun kejadian asusila akan menimpa mereka. Seorang wanita yang menutupi aurat dengan kaidah yang sebenarnya akan lebih dihormati dan dihargai dibanding seorang wanita yang tidak menutup aurat atau wanita yang mengenakan pakaian ketat. Untuk itu, perlu dipetik pelajaran dari kejadian-kejadian tidak menyenangkan yang sering terjadi. Tulisan ini bukan bermaksud mendoktrin, menghakimi , memojokkan, ataupun membuat stigma negatif terhadap wanita. Ini sekedar ulasan sekaligus saran demi kebaikan muslimah dimata Tuhan dan paradigma masyarakat. Semua terserah pada anda yang menjalaninya. Jika memang ingin dihargai orang lain, maka hargailah diri sendiri terlebih dahulu. Jangan salahakan orang lain jika ada perlakuan tidak menyenangkan dan  stigma negatif yang akan melekat pada diri seorang wanita. Hidup itu pilihan, lakukan apa yang ingin kita lakukan tetapi ingat setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada balasannya. Baik yang kita lakukan, baik pula yang kita dapatkan. Buruk yang kita lakukan, maka buruk pula yang kita dapatkan. Begitulah kehidupan, ada kalanya kita menjadi hitam, ada kalanya kita menjadi putih. Dari sana kita belajar, bahwa hidup adalah sebuah pilihan.
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment