Kemiskinan vs Masa Depan Indonesia

'Permata yang buram'

Indonesia, negara dengan segudang kekayaan baik itu kekayaan alam, kebudayaan, maupun sumber daya manusia namun belum menggali potensi tersebut sepenuhnya sehingga masih terpuruk di dalam lingkaran kemiskinan. Untuk sementara kita meminjam "alat-alat" luar untuk mengolah kekayaan yang kita miliki yang tentu merugikan kita sendiri sebagai pemilik dari aset tersebut. Ibarat "Ayam Mati di atas Tumpukan Beras", mungkin pribahasa tersebut cocok untuk bangsa Indonesia di tengah kekayaannya yang melimpah justru "dia" masih kelaparan. Kehidupan di Indonesia memang belum terkendali dan mungkin tidak bisa dikendalikan, kecuali ada kesadaran dan tindakan yang positif dari warganya sendiri. Lihat saja suasana kehidupan Indonesia sekarang, baik itu dalam konteks politik, ekonomi, sosial, dan budaya terus terkotori dan terlihat  semakin kacau.

Perlahan demi perlahan "mereka" menyakiti bangsa ini dengan tangan yang berlumuran darah, tidak peduli dengan tangisan bawah tidak peduli apa yang bangsa Indonesia rasakan, denga sejuta alasan "mereka" menikmati "hak milik orang lain" dengan cara kotor dan hati nurani yang teracuni. Terlepas dari itu Indonesia yang sudah menangis sekarang dibuat terluka dengan darah yang terus mengalir deras. Rasa ketidakpedulian "mereka" sepertinya akan tetap eksis di tanah anrki ini, sehingga apa yang disebut degan "kehausan dan kelaparan" akan terus menggema di Indonesia. Bicara masalah "kehausan dan kelaparan" bukan berarti mencakup masalah makan dan minum saja namun juga haus dan lapar akan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dsb.

Namun sekarang kita kembali ke orientasi, masalah kehidupan ekonomi yang menurut saya penting dan menjadi kebutuhan pokok bagi rakyat Indonesia. Di tengah keberhasilan pemerintah yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat nyatanya rakyat masih banyak yang meneriakkan kelaparan. Kata-kata itu memang benar adanya tapi apakah kata-kata pemerintah tersebut terbukti adanya.??? tentu tidak....

Kita bisa lihat dimedia-media baik elektronik maupun cetak yang terus menyuarakan kelaparan tersebut bahkan mungkin "teriakkan" tersebut ada di sekeliling kita, sehingga tidak banyak dari mereka yang tidak didengar teriakkannya mencari jalan alternatif untuk menghilangkan sedikit rasa lapar tersebut dengan cara yang mungkin bisa dikatakan "terpaksa". Banyak juga yang putus sekolah dan bahkan tidak merasakan bangku pendidikan karena faktor kemiskinan. Saya tidak perlu membahas sampai ke akar-akarnya, mungkin kita semua sudah tahu mengenai kausus tersebut. Pemerintah masih lamban dalam mengurus dan mengendalikan kemiskinan di negeri ini, tidak adanya ketegasan dan solusi yang cepat dan tepat dalam mengatasi problematika kemiskinan. Bagaimana Indonesia bisa maju kalau faktor kemiskinan yang menjadi penunjang keberlangsungan bangsa dan negara masih liar di bumi pertiwi?.

Masa depan Indonesia masih terlihat buram karena tidak adanya kesungguhan pemerintah dan kerjasama yang baik dengan warganya dalam menata negara ini. Rakyat butuh bukti bukan janji kosong belaka. Rakyat juga harus bisa menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah. Jadi demokrasi harus berjalan dengan sebaik-baiknya. Lihat juga kaum minoritas yang "bernyanyi untukmu" dengarkan, resapi, dan realisasikan isi yang tertuang dalam nyanyian mereka. Jangan hanya mendengarkan lalu acuh.

Mari Bangkit dan percaya....!!!
Buktikan bahwa harapan kita masih ada dan akan menjadi nyata.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment